Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Obat Paracetamol, juga dikenal sebagai asetaminofen, adalah obat yang umum digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan mengurangi demam.
Paracetamol telah menjadi salah satu obat yang paling umum digunakan di seluruh dunia dan tersedia dalam berbagai merek dagang.
Merangkum berbagai informasi mengenaiobat yang populer ini, paracetamol pertama kali ditemukan pada tahun 1877 oleh seorang ahli kimia Jerman bernama Harmon Northrop Morse. Namun, penemuan ini tidak langsung digunakan secara medis.
Baru pada tahun 1955, perusahaan farmasi McNeil Laboratories memperkenalkan paracetamol sebagai obat penurun demam dan penghilang rasa sakit yang aman.
Sejak saat itu, paracetamol menjadi salah satu obat yang paling umum diresepkan oleh dokter dan tersedia di banyak apotek.
Baca Juga: Hobi Marathon? Usai Lari Jangan Melakukan 4 Hal Terlarang Ini
Cara Kerja Paracetamol
Cara kerja paracetamol belum sepenuhnya dipahami, namun mekanismenya diyakini terkait dengan penghambatan enzim siklooksigenase (COX) di dalam tubuh. COX adalah enzim yang terlibat dalam produksi prostaglandin, senyawa yang bertanggung jawab atas nyeri dan peradangan.
Dengan menghambat produksi prostaglandin, paracetamol membantu meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Meskipun paracetamol memiliki efek antipiretik (penurun demam) dan analgesik (penghilang rasa sakit), efek antiinflamasi (anti-peradangan) paracetamol tidak sekuat NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid) seperti aspirin atau ibuprofen.
Dosis Paracetamol
Dosis paracetamol yang tepat harus sesuai dengan instruksi yang tertera pada kemasan atau anjuran dokter.
Dosis umum untuk dewasa adalah 500-1000 mg per dosis, dengan interval penggunaan sekitar 4-6 jam.
Namun, sangat penting untuk tidak melebihi dosis maksimum yang ditentukan dalam 24 jam.
Bagi anak-anak, dosis paracetamol harus disesuaikan dengan berat badan dan usia mereka, dan sebaiknya mengikuti pedoman dari dokter atau petunjuk pada kemasan obat.
Baca Juga: Daftar Obat Sakit Gigi Pereda Nyeri, Bisa Anda Coba Sebelum ke Dokter
Efek Samping Paracetamol
Secara umum, paracetamol dianggap aman jika digunakan sesuai dosis yang dianjurkan.
Namun, penggunaan yang tidak tepat atau overdosis paracetamol dapat menyebabkan efek samping yang serius. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi:
- Kerusakan hati: Mengonsumsi dosis yang terlalu tinggi atau penggunaan jangka panjang paracetamol dapat merusak hati. Penting untuk tidak melebihi dosis maksimum yang dianjurkan dan menghindari penggunaan bersamaan dengan minuman beralkohol.
- Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap paracetamol, seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan wajah, atau kesulitan bernapas. Jika Anda mengalami gejala ini setelah menggunakan paracetamol, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan profesional medis.
- Efek samping gastrointestinal: Dalam beberapa kasus, penggunaan paracetamol dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau nyeri perut. Jika efek samping ini berlanjut atau menjadi lebih parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Sakit Kardiovaskular Picu 33% Kematian, Begini Cara Mencegah!
Penting untuk selalu membaca dan mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jika Anda memiliki kondisi medis yang mendasarinya atau sedang menggunakan obat lain, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan paracetamol.
Untuk informasi yang lebih terperinci dan referensi yang akurat, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber medis yang terpercaya seperti situs web resmi otoritas kesehatan, jurnal medis, atau buku-buku referensi farmakologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News