Reporter: kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keracunan makanan pada anak kerap terjadi belakangan ini. Salah satu kasus yang terjadi adalah keracunan masal dari Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain kasus MBG, keracunan pada anak biasanya terjadi usai menyantap makanan yang kurang higienis di pinggir jalan, menyantap konsumsi acara yang terkontaminasi, dan lainnya.
Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA, Subs ETIA(K), mengingatkan orang tua untuk mewaspadai gejala, mengetahui pertolongan pertama, dan segera mencari bantuan medis bila kondisi anak memburuk.
Gejala keracunan makanan pada anak
Keracunan makanan umumnya disebabkan oleh bakteri (seperti Salmonella, E. coli), virus, atau racun yang terdapat pada makanan atau minuman.
Baca Juga: Jasa Marga Tutup Empat Pintu Tol untuk Perbaikan Jalan, Ini Daftarnya
Gejala juga bisa muncul beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan meliputi:
- Mual dan muntah berulang
- Nyeri perut atau kram
- Diare, bisa disertai darah atau lendir
- Demam ringan hingga tinggi
- Anak tampak lemah dan cepat haus
“Keracunan biasanya terjadi secara bersamaan pada banyak anak yang makan makanan sama, dengan gejala mirip dan dalam waktu berdekatan,” jelas dokter Yogi dalam konferensi pers IDAI, pada Kamis (25/9/2025).
Pertolongan pertama di rumah
Jika anak menunjukkan tanda keracunan makanan, orang tua dapat melakukan langkah awal berikut:
- Cegah dehidrasi dengan memberikan cairan oralit, air putih, atau ASI untuk bayi.
- Hindari obat diare tanpa resep dokter karena bisa menutup gejala dan memperparah kondisi.
- Berikan makanan ringan seperti bubur atau pisang saat anak sudah bisa makan kembali.
- Pantau frekuensi buang air besar serta kondisi umum anak.
Kapan harus segera ke dokter?
Orang tua perlu segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila:
- Muntah terus-menerus dan tidak bisa minum
- Diare lebih dari tiga kali dalam enam jam
- Terdapat darah pada feses atau muntahan
- Anak tampak sangat lemah, mengantuk berlebihan, atau tidak responsif
- Tanda dehidrasi berat, seperti mulut kering, mata cekung, dan jarang buang air kecil
“Segera ke rumah sakit bila gejala anak berat, apalagi jika disertai penurunan kesadaran atau kejang,” tegas dokter Yogi.
Cara mencegah keracunan makanan
Pencegahan adalah langkah paling penting. Dokter Yogi merekomendasikan beberapa hal :
- Cuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
- Pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna
- Simpan makanan dalam wadah tertutup pada suhu aman
- Hindari memberi anak makanan kadaluarsa atau beraroma tidak segar
- Ajarkan anak untuk mengenali makanan yang bersih dan aman
Dengan kewaspadaan dan langkah tepat, orang tua dapat membantu mengurangi risiko keracunan makanan pada anak serta mempercepat penanganan bila kasus terjadi.
Baca Juga: Badan Bank Tanah Berkomitmen Lindungi Masyarakat dan Dukung Pembangunan Daerah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keracunan Makanan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pertolongan Pertama", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/25I25203458468/keracunan-makanan-pada-anak-kenali-gejala-penyebab-dan-pertolongan-pertama.
Selanjutnya: DPD dan Kementan Luncurkan Program Jagung Sejuta Hektar di Pangkep
Menarik Dibaca: Hasil Semifinal Korea Open 2025, Dua Wakil Indonesia Tembus Babak Final
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News